Sabtu, 24 Maret 2012

Guru dan Administrasi Pendidikan

Pada waktu yang lampau , pada umumnya tugas kewajiban  guru hampir seluruhnya  mengenai pekerjaan mengajar saja dalam arti menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-fakta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya.
Waktu dan  keadaan  demikian  telah  dan berlalu dengan cepat. Sekarang guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah.
Tokoh-tokoh pendidikan sekarang menekankan kepada gagasan tentang demokrasi dalam hidup sekolah. Berhubumg dengan itu, sangat penting dibicarakan dalam rangka administrasi pendidikan ini tentang peranan dan tanggung jawab guru didalam organisasi dan administrasi sekolah tempat kegiatan-kegiatan meliputi lebih dari khusus mengajar didalam kelas.

A.      PENTINGNYA PARTISIPASI GURU DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Praktek-praktek administrasi sekolah dizaman kolonial Belanda dahulu menunjukkan bahwa kekuasaan dalam menentukan kebijakan-kebijakan sekolah berada seluruhnya dalam tangan para pejabat pimpinan dikantor pusat. Sesudah Indonesia merdeka, sistem pendidikan disekolah-sekolah bersifat nasional dan demokratis.
Yang dimaksud partisipasi guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran atau dalam administrasi pendidikan adalah ikut sertanya guru dalam keaktifan menyiapkan situasi lingkungan pendidikan. Guru dinamakan partisipasi administrasi pendidikan.
Untuk itu pula maka partisipasi guru dalam administrasi sekolah sangat penting dan menjadi keharusan. Partisipasi dimaksud hendaknya ditafsirkan sebagai kesempatan-kesempatan kepada para guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh bagaimana demokrasi dapat diterapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
B.       ARTI DEMOKRASI DAN ADMINISTRASI SEKOLAH
Penerapan demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya diartikan bahwa administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan itu tujuan-tujuan sekolah dan cara-cara untuk mencapainya dikembangkan dan dijalankan.
Masalah pemimpin dan mengatur sekolah secara demokratis menimbulkan masalah tentang perlunya kesempatan-kesempatan untuk partisipasi bagi guru-guru secara penuh, juga pegawai-pegawai sekolah, murid-murid dan orang-orang tua murid, dalam memikirkan cara-cara memajukan program dan kesejahteraan sekolah. Persetujuan semua merupakan ciri khas bagu demokrasi didalam administrasi sekolah.
C.       BEBERAPA KESEMPATAN BERPARTISIPASI
Ada bermacam-macam kesempatan yang dapat digunakan untuk mengikut sertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan sekolah seperti:
1.    Mengembangkan filsafat pendidikan
2.    Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
3.    Merencanakan program supervisi
4.    Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian
5.    Kesempatan-kesempatan berpartisipasi lainnya
Masih banyak kesempatan lain yang mengharuskan ikut sertanya guru-guru dalam administrasi sekolah. Beberapa diantaranya adalah:
1.    Menyelidiki buku-buku sumber bagi guru dan buku-buku pelajaran
2.    Merencanakan danmerumuskan tujuan-tujuan kegiatan-kegiatan ekskul serta pelaksanaannya dan sistem penilaiannya.
3.    Menentukan dan menyusun tata tertib sekolah.
4.    Menetapkan syarat-syarat penerimaan murid baru.
5.    Menentukan syarat-syatrat kenaikan kelas, dll.
D.      ORIENTASI BAGI GURU-GURU BARU
a.    Arti dan perlunya orientasi
Orientasi ialah suatu kesempatan yang diberikan kepada seorang pegawai atau guru yang baru mulai bekerja, untuk mengadakan observasi dan berpartisipasi langsung dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tugasnya sebagai guru disekolah itu, agar dalam waktu yang relatif singkat ia dapat segera mengenal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat ia bekera.
Seperti dikatakan oleh Chamberlain dan Kindred, setiap guru baru memerlukan bantuan a.l. dalam hal mempelajari masyarakat lingkungan fisik sekitar sekolah dan vasilitas-vasilitas yang ada dilingkungan tersebut, mengenal dan mempelajari tentang teman sejawat, murid-murid kebijakan pelaksanaan sistem sekolah dan macam-macam tugas yang akan mereka laksanakan.
b.    Tujuan orientasi
     Tujuan kegiatan orientasi pada dasarnya memberikan kesempatan kepada guru baru untuk mengenal       lebih jauh tentang sistem sekolah serta situasi dan kondisi lingkungan sekolah sehingga mereka memiliki semangat yang tinggi dan bergairah untuk mengajar.
c.    Kegiatan-kegiatan orientasi
1.    Bantuan mendapat perumahan/tempat tinggal yang sesuai.
2.    Mengenalkan guru baru kepada sistem dan tuuan sekolah.
3.    Mengenalkan guru baru kepada kondisi dan situasi masyarakat lingkungan sekolah.
4.    Membantu guru baru dalam perkenalan dan penyesuaiannya trhadap personel sekolah
5.    Membantu guru baru dalam usaha memperbaiki dan mengembangkan kecakapan-kecakapan mengajarnya
6.    Membangkitkan sikap-sikap dan minat profesional
7.    Menyediakan kesempatan untuk bertukar ide-ide

E.   KODE ETIK GURU
a.    Pengertian
Kode Etik Guru Indonesia dirumuskan sebagai kumpulan nilai-nilai
Dan norma-norma profesi guru yang tersusun secara sistematis yang bulat.
b.    Tujuan kode etik guru
1.    Untuk menjujung tinggi martabat profesi guru.
2.    Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota profesi guru.
3.    Untuk meningkatkan pengabdian anggota profesi guru dalam pembangunan bangsa dan negara indonesia.
4.    Untuk meningkatkan kualitas guru.
5.    Untuk meningkatkan kualitas organinasi profesi guru.

Kode Etik Guru Indonesia
1.    Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila.
2.    Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulumsesuai denga kebutuhan anak didik masing-masing.
3.    Guru mengadakan komuikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalah gunaan.
4.    Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubunga dengan orang tua murid dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5.    Cara memelihara hubungan baik dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
6.    Guru secara sendiri-sendiri dan /atau bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan kualitas profesi.
7.    Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun didalam hubungan keseluruhan.
8.    Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan meningkatka kualitas organisasi guru profesional sebagai sarana pengabdiannya.
9.    Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. 

 
      





    









BAB III

Kamis, 22 Maret 2012

Teknik Pemilihan Media

 PENDAHULUAN

Media memiliki banyak jenis dan klasifikasinya, dilihat dari pengadaan media pembelajaran dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu media yang sudah tersedia dilingkungan sekolah atau media yang sudah ada dipasaran, sering juga disebut media by utilization, yang kedua adalah jenis yang disebut media by design jenis media kedua ini menuntut guru atau ahli media untuk membuat atau merancang media sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran tertentu. Namun kedua jenis media tersebut tentunya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
Pada saat pembelajaran, banyak guru merasa mengalami permasalahan bahwa ternyata media yang digunakannya kurang tepat, dalam kata lain hasil belajar siswa tidak meningkat, siswa tidak tertarik dengan media yang guru sajikan, atau siswa malah bingung dan tidak meningkat motivasi belajarnya padahal guru sudah bekerja keras untuk membuat media tersebut. Atau guru merasa bingung untuk menentukan media apa yang harus dipilih untuk materi pembelajaran yang sudah disiapkan. Permasalahan tersebut mungkin sering dialami guru karena banyaknya jenis media pembelajaran atau ingin memilih media pembelajaran yang lebih efisien namun hasilnya memuaskan. Tentu saja masalah tersebut tidak akan terjadi apabila guru memahami bagaimana konsep prosedur dan pemilihan yang tepat sehingga sesuai dengan yang diharapkan.
  •  
                              
TEKNIK PEMILIHAN MEDIA

A.      Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
1.      Alasan Teoritis memilih media
Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media.
Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah system yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh mediayang sesuai dengan meteri, strategi yang digunakan, dan karakteristik siswa
2.  Alasan Praktis Pemilihan Media
Bebrapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman sebagai berikut :
a.    Demonstration
Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara        mengoperasikan dan lain-lain.
b.    Familiarity
Pengguna media pembelajaran memiliki alas an pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bias dan untuk mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya sehingga secara terus menerus ia menggunakan media yang sama.
c.    Clarity
Yaitu untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit.
d.    Active learning
Siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental maupun emosional.
B.   Kriteria Pemilihan Media
Secara singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan.
Namun demikian aplikasinya tidak sesederhana itu, diperlukan suatu pengkajian yang mendalam untuk sampai ketempat pemilihan media.
a.    Kriteria umum pemilihan media
1.         Kesesuaian dengan Tujuuan (instruksional goals)
2.         Kesesuaian dengan materi pembelajaran (Instructional content)
3.         Kesesuaian dengan karakteristik pebelajar atau siswa,
4.         Kesesuaian dengan materi
5.         Kesesuaian dengan gaya belajar siswa
6.         Kesesuaian dengan kondisi lungkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia.


b.     Kriteria khusus pemilihan media
Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION,  yaitu akronim dari; Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization dan Novelty.
1.    Access
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. Apakah media yang ingin digunakan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid.
2.    Cost
Biaya juga harus dipertimbangkan dalam menentukan media.
3.    Technology
Mungkin saja guru tertarik kepada satu media tertentu. Tapi perlu diperhatikan apakah teknologinya tersedis dan mudah menggunakannya
4.    Interactivity
            Media yang baik adalah media yang dapat memunulkan komunikasi dua arah .
5.    Organization
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi.
6.    Novelty
Kebaruan dari media yang dipilih harus menjadi pertimbangan . media yang baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.

C.      Prosedur Pemilihan Media
Prosedur Pemilihan Model ASSURE:
ASSURE mengandung makna dari masing-masing huruf, yaitu: Analisis Learning Characteristics, State Objectives, State Objective, Select Modify or Design, Utiliti materialas dan Evaluate.
1.         Analisis Learner Characteristics, Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa.
2.         State objective, langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai.
3.         Select, Modify or Design materials, selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah ada atau merancang sesuai kebutuhan.
4.         Utilitize Materialas, setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran..
5.         Require Learning respose, diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media tersebut.
6.         Evaluate, Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan evaluasi.