Minggu, 26 Mei 2013

Surat Hati



Untukmu yang saat ini masih ada di hatiku

Assalamualaikum..

Hati, aku tidak tau berapa lama lagi aku akan sanggup mempertahankanmu di hatiku,
Karena ada saatnya aku lemah karena ketidakpastianmu

Saat ragu itu datang
Jiwapun menciptakan kepingan-kepingan kegelisahan,
Memburu berjuta Tanya… benarkah kau untukku?
Akankah penantian ini akan berakhir bahagia?
Apakah kamu disana memikirkanku?
Bagaimana bila penantian ini hanya sia-sia?
Bagaimana bila kau bukan  untukku?
Bagaimana dengan cintaku?
Bagaimana dengan penantian ini?
Sampai kapan?

Hati, itu yang terfikir olehku saat ragu itu hadir..

Namun, saat keyakinan itu ada
Ketika dengan mantap aku ingin menunggumu
Yang dengan segenap hati aku mengatakan, mungkin kau orang itu
Orang yang Dia pilihkan untukku
(Astagfirullah… meski aku tidak ingin mendahului takdirNya, aku hanya berharap hati.. dan semoga saja)
Yang aku tau, aku punya Dia, Dia yang memiliki hatimu dan hatiku
Yang dengan mudah membolak balikan hati kita
Yang membuat hal yang tidak mungkin menjadi ada
Yang atas izin-Nya akan membimbingmu menuju hatiku,
Yang ku yakini jika aku adalah bagian tulak rusukmu maka aku akan kembali padamu
Dan yang paling ku tau
Saat ini, kau masih di hatiku

Hati.. kau tau…
Gelisahku takkan pernah berujung, karena kau tak pernah menjawabnya
Bagaimana aku tau kau memang untukku atau bukan
Sedangkan kau tidak pernah tau perasaanku
Aku hanya menunggumu
Menunggu hati yang tak bisa mendengarku
Menunggu hati yang tak bisa melihatku
Menunggu hati yang tak bisa ku sentuh
Gelisah yang teramat sangat..

Hati,
Aku hanya manusia biasa yang bisa lelah
Namun saat ini aku memohon kekuatan untuk terus menunggumu
(tidak hati, aku seakan membohongi diriku sendiri aku bukan menunggumu lebih tepatnya terus mengharapkanmu tanpa alasan, Astagfirullahaladzim, hindarkan hamba dari kecintaan yang berlabih pada makhlukmu y Allah)
Aku seperti menunggu bulan yang jatuh kepangkuanku
Gelisahku menunggu datik-detik putusan hakim yang akan memvonisku hidup atau mati
Kegelisahan yang menaungi setiap riak penantian
Berharap pada waktu untuk membawa angan yang tak berujung ini
Untuk mengubur rasa di hati
Berharap pada waktu yang membawa tiap mimpi terkubur dalam detik yang berjalan
Dapat melupakan hatimu, hati yang mungkin bukan untukku

Namun hati, saat ini aku masih berharap Dia membimbingmu menuju hatiku
Dan aku masih menunggu saat itu tiba
Setidaknya hingga detik ini

Dan hingga nanti saat aku tak sanggup lagi,
Dan saat itu aku akan mempersiapkan diri untuk kemudian pergi dari titik ini

Wassalam
Dar Hati yang menunggumu