Rabu, 16 Mei 2012

SIMBOL-SIMBOL PAKAIAN MELAYU

 
1.      Pakaian melayu
Pada abad ke-17 masyarakat Melayu sudah mengenal baju Melayu yang merupakan Pakaian orang melayu, pakaian ini bentuknya sangat sederhana yaitu agak sedikit ketat, lengannya separuh tangan dan seluar yang ketat hanya separuh betis. Perlengkapan lainnya untuk pakaian laki-laki yaitu menggunakan kain yang dililitkan dipinggang dan desrat yang diikatkan dikepala berbentuk seperti kerucut. Pakaian ini bisa dipakai untuk kegiatan apapun juga, baik untuk sehari-hari dan acara resmi maupun tidak resmi. Pakaian wanita melayu juga sangat sederhana yaitu baju kurung panjang diatas lutut dan memakai kain serta selendang.
Jenis pakaian dalam masyarakat melayu Riau dibedakan dalam lema bagian yaitu, pakaian harian, pakaian setengah resmi, pakaian upacara dat, pakaian upacara perkawinan, dan pakaian upacara keagamaan.
1.      Pakaian harian yaitu pakaian yang dikenakan sehari-hari.
2.      Pakaian setengah resmi yaitu pakaian yang dikenakan untuk acara-acara seperti menghadiri pesta perkawinan, pertemuan tamu-tamu penting dan sebagainya.
3.      Pakaian adat yaitu pakaian yang dikenakan pada saat upacara adat seperti pemberian gelar dan menyambut tamu-tamu penting.
4.      Pakaian pengantin yaitu pakaian yang dikenakan pada saat perta perkawinan.
5.      Pakaian keagamaan yaitu pakaian yang dikenakan pada saat upacara agama atau ritual.

2.      Warna Dan Perlambangannya
Ragan hiasan baru tampak jelas setelah berwarna, warna dalam ragam hias ini mengandung arti:
1.    Merah  :  Melambangkan persaudaraan yang dikenal dengan tali darah,
atau tali persaudaraan, setia, cinta. Baju yang dipakai untuk orang kaya, golongan wan/datuk.
2.    Hitam :  Melambangkan keberanian, keperkasaan hulubalang
3.    Hijau   :  Melambangkan kesuburan, tunas
4.    Biru     :  Berarti cakrawala yang lepas dengan air laut dan langit,
         melambangkan kebahagiaan. Warna ini biasanya dipakai untuk    Laksamana atau Syahbandar.
5.    Putih   :  Melambangkan kesucian, putih hati
6.    Kuning: Melambangkan kekuasaan kerajaan, kewibawaan dan kebesaran seseorang
3.        Lambang dan bentuk kain
1.      Sirih setangkai, merupakan lambang penghormatan bagi masyarakat yang telah membantu, berarti persaudaraan,
2.      Kelapa dua jari, melambangkan keturunan, dimana satu jurai sebagai anak dan satu jurai lagi sebagai menantu,
3.      Mayang Pinang, melambangkan kecantikan dengan keserasian hidup rumah tangga,
4.      Payung, melambangkan tempat bernaung dari panas dan hujan, sifat sosial,
5.      Panji-panji serta umbul-umbul, melambangkan keragaman, persukuan yang ada di masyarakat.

4.        Simbol yang terdapat dalam ragam hias pakaian tradisional
Adalah bintang-bintang, bulan sabit, awan larat: sebagai lambang/simbol cahaya kebahagiaan rumah tangga, taqwa kepada Yang Maha Esa, kebebasan dan kemerdekaan.
5.      Ragam Hias Pada kain songket
1.    Itik pulang petang, semut beriring, siku kelua sebagai simbol sikap sosial dalam gotong royong kesatuan yang kompak, keberanian dan kebebasan, kedidiplinan, teratur, tertib, tidak ada yag saling dahulu mendahului.
2.    Akar pakis, bunga kundur dan tampuk manggis merupakan simbol kesuburan, kemakmuran, mudah menyesuaikan diri dan tidak mengganggu orang lain.
3.    Daun, bunga, kuntum, akar merupakan simbol kesatuan kehidupan manusia dengan alam sekitarnya yang serasi, selaras dan subur makmur.
4.    Lebah bergantung, merupakan simbol keharmonisan: hidup berumah tangga rela berkorban dan tidak mementingkan diri sendiri.
5.    Awan larat, simbol panjang usia, keabadian
E.  Kesimpulan
Adapun simbol-simbol yang terdapat dalam pakaian melayu adalah mewakili perasaan masyarakat melayu dan penuh dengan filosofis islam. Seperti bintang-bintang, bulan sabit, itik pulang petang, akar pakis, daun, bunga, kuntum, lebah bergantung dan awan larat.
F.    Saran
Pakaian melayu yang memiliki simbol-simbol dan syarat akan makna didalamnya merupakan warisan yang tak terhingga sebagai sebuah kebudayaan bagi masyarakat melayu sehingga perlu dilestarikan dan dijaga agar tetap eksis. Dengan cara menjadikannya pakaian wajib apabila ada acara-acara resmi atau acara-acara keagamaan khususnya di daerah melayu.
Daftar Pustaka
Effendi, dkk. Busana Melayu, Pakaian adat Tradisional Daerah Melayu, Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau
Hirfannur, (2005), HJ. Eva Mairoza herman Songket dan Budaya Melayu Riau. Pekan Baru: UNRI Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar